Adapun Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah: 1. 2.produk dan jasanya. Untuk mengetahui apa itu ISO? Untuk memahami Alasan Penerapan ISO 9000 dan 14000? Apa itu iso 14000. Penjelasan tentang iso penjelasan tentang iso 9001 perbedaan iso 9000 dan 9001 persyaratan.
Untuk mengenal lebih jauh tentang ISO dalam artikel ini saya buat selengkap lengkapnya agar pembaca dapat memahami apa itu ISO 14000 dan pentingnya menggunakan ISO demi memelihara kenyamanan dan keteraturan supaya tercipta lingkungan yang indah seiring perkembangan zaman ISO (International Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintah dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut. Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara. Keberadaan Standar ISO digerakkan oleh pasar sebagai pemakai utama standar.
Suatu Standar (misalnya, ISO 14001) dibuat berdasarkan konsensus internasional oleh ahli-ahli dari industri, teknik atau bisnis. Walaupun Standar ISO bersifat sukarela, pada kenyataannya standar dibuat berdasarkan permintaan pasar, dan didasarkan konsensus di antara pihak-pihak terkait ini membuktikan pemakaian yang luas di seluruh dunia. ISO 14000 Series Standar Manajemen Lingkungan Internasional menerima perhatian yang signifikan dari manajer bisnis dan penasehat hukum dan ekonomi, dan dikatakan bahwa standar dapat menjadi “DAS dalam sejarah peraturan lingkungan. Manajer bisnis view ISO 14000 sebagai pendekatan pasar-didorong untuk perlindungan lingkungan yang memberikan alternatif untuk “komando dan kontrol” peraturan oleh pemerintah. Oleh karena itu, standar yang menarik signifikan terhadap organisasi bisnis dan perwakilan hukum mereka, kelompok lingkungan dan anggota; dan pemerintah, badan-badan mereka, dan pejabat mereka. Standar ISO 14000 diterbitkan pada bulan September 1996 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), pribadi, organisasi utama yang terlibat dalam standarisasi praktek manajemen industri. Meskipun standar ISO 14000 adalah produk dari sebuah organisasi non pemerintah dan sesuai dengan standar adalah sukarela, salah satu tujuan utama dari standar adalah untuk memastikan bahwa bisnis mematuhi hukum lingkungan yang berlaku.
Pengusahaan melihat penerapan ISO 14000 sebagai sarana untuk diri sendiri -mengatur, sehingga mengurangi eksposur mereka terhadap pengawasan dan sanksi oleh US Environmental Protection Agency (EPA) serta tingkat negara mitra. Bagian III menggambarkan ketentuan ISO 14000, dan Bagian IV menggambarkan perspektif dari berbagai pihak tentang utilitas ISO 14000.
Akhirnya, Bagian V survei keseluruhan kekuatan dan keterbatasan ISO 14000. ALASAN UNTUK PENGEMBANGAN ISO 14000 Konvergensi Beberapa faktor yang berhubungan dengan pasar global berkembang menyebabkan perkembangan ISO 14000 Seri Manajemen Lingkungan Standar Internasional. Sebagai industrialisasi telah menyebar ke negara-negara di seluruh dunia, warga negara dan pemerintah mereka telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang efek dari industrialisasi terhadap lingkungan. Sebagai akibat dari kekhawatiran tersebut, konsep pembangunan berkelanjutan dikembangkan.
Sebagai tujuan oleh pemerintah dan kelompok-kelompok bisnis di seluruh dunia. ” Pembangunan berkelanjutan adalah diartikulasikan sebagai tujuan dan ditetapkan pada tahun 1987 oleh Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (World Commission), sebuah badan yang dibentuk oleh PBB.
Dalam Common kami Future Komisi Dunia pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang ‘memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. ” Selama lebih dari satu dekade, pembangunan berkelanjutan telah menjadi pusat pembahasan isu-isu lingkungan, terutama berkenaan dengan pengaruh peningkatan perdagangan terhadap lingkungan. Pembangunan berkelanjutan adalah fokus pembahasan pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992, dan itu terdaftar sebagai salah satu dari sepuluh gol dalam Perjanjian Side Lingkungan dengan North American Free Trade Agreement (NAFTA), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1994. Dan pada tahun 1996, ISO dimasukkan pencapaian pembangunan berkelanjutan sebagai tujuan utama dalam baru ISO 14000 Seri Manajemen Lingkungan Standar Internasional.
SeLain dorongan untuk ISO 14000 adalah keinginan bisnis untuk diri mengatur dan mengurangi eksposur mereka terhadap peraturan pemerintah. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, peraturan lingkungan hidup mengisi lebih dari 20.000 halaman Register Federal, dan ada ribuan peraturan lingkungan tambahan di tingkat lokal dan negara. Sebuah dorongan ketiga untuk Seri Standar ISO 14000 berasal dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED), yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 negara. ” Menanggapi dokumen yang diterbitkan oleh UNCED, masyarakat bisnis internasional mengadopsi “Piagam Bisnis untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dokumen tersebut meliputi 16 proposal yang ditetapkan untuk setiap elemen dasar sistem manajemen lingkungan (EMS).
Sumber keempat inspirasi bagi pengembangan standar berasal dari program pengelolaan lingkungan yang diusulkan oleh kelompok warga yang peduli di seluruh dunia. Misalnya, sebagai tanggapan terhadap tumpahan minyak besar di lepas pantai Alaska dengan kapal yang disebut Exxon Valdez, sekelompok lingkungan, investor, instansi pemerintah, dan ekonom membentuk Koalisi untuk Responsible Ekonomi Lingkungan (CERES). Kelompok CERES mengeluarkan serangkaian prinsip yang pertama kali dikenal sebagai Prinsip Valdez dan kemudian berganti nama menjadi Prinsip CERES. Prinsip-prinsip CERES memberikan pedoman yang dirancang untuk mengarah pada standar internasional untuk EMS. CERES has been recognized as a direct impetus for the ISO 14000 series and similar programs. CERES telah diakui sebagai dorongan langsung seri ISO 14000 dan program-program serupa.
Sebuah dorongan kelima untuk seri ISO 14000 adalah kebutuhan untuk harmonisasi antara berbagai pengelolaan lingkungan dan program audit. Sebagai contoh, EPA telah merancang beberapa program manajemen yang berbeda lingkungan, termasuk Program XL, Star Track Program, dan Environmental Leadership Program (ELP). ELP is a voluntary program in which a participating business creates its own EMS according to EPA guidelines. ELP adalah program sukarela di mana sebuah bisnis yang berpartisipasi menciptakan perusahaan EMS sendiri sesuai dengan pedoman EPA. Insentif bagi partisipasi adalah bahwa EPA mungkin memperlakukan perusahaan leniently dalam kasus ketidakpatuhan, dan, pada kondisi tertentu, EPA menahan diri dari melakukan pemeriksaan penegakan rutin di fasilitas perusahaan.
Various state-level counterparts to the EPA have developed similar programs. Berbagai tingkat negara mitra untuk EPA telah mengembangkan program-program serupa. Semua anggota CMA wajib ikut serta dalam program, yang menetapkan standar kesesuaian dalam bidang pencegahan polusi, tanggap darurat, dan kesehatan karyawan dan perlindungan keselamatan dan kesadaran.
Sebagai contoh, pada tahun 1995 British Standards Institute (BSI) menjadi standar nasional pengaturan organisasi untuk Britania Raya. Pada tahun yang sama itu menjadi organisasi nasional pertama untuk melaksanakan program mengakui EMSs diverifikasi secara independen.
Pada tahun 1995 Uni Eropa (UE) menerapkan Eco-Manajemen dan Audit Peraturan (Emar) program. Emar termasuk Eco-Manajemen dan Audit Scheme (EMAS), yang berlaku sejak tahun 1995. Ini adalah program sukarela di mana perusahaan dapat mendaftarkan situs sebagai sesuai dengan sistem. Tujuan dari program ini adalah untuk mempromosikan kepatuhan terhadap standar pengelolaan lingkungan dan untuk menginformasikan publik tentang kinerja lingkungan perusahaan. Bisnis sedang mencari cara untuk harmonisasi standar EPA, standar negara, standar industri swasta (seperti program CARE), dan persyaratan dari negara-negara lain dan organisasi perdagangan.
Mereka ingin menghindari terlibat pencatatan sesuai dengan berbagai sistem lingkungan dan sistem manajemen lainnya, seperti kontrol kualitas sistem. Selain itu, mereka ingin menghindari berurusan dengan konflik antara dan di antara ketentuan-ketentuan substantif dari sistem tersebut.
Penghapusan beberapa set standar atau, setidaknya, harmonisasi standar tersebut menjadi sangat penting pada akhir abad ke-20 sehubungan dengan globalisasi bisnis. Hari ini, besar dan kecil menangani perusahaan dengan hukum dan peraturan dari beberapa negara dan harus sesuai dengan persyaratan dari berbagai organisasi perdagangan.
Iso 9000 Quality Manual
Ini adalah bagian penting dari melakukan bisnis seperti kita bergerak ke abad ke-21. APAKAH PERLU ISO 14000? ISO 14000 KETENTUAN. Standar awal dalam seri 14000 termasuk nomor 14000, 14001, 14004, 14010, 14011, dan 14012. Mereka dikembangkan oleh ISO Komite Teknis (TC) 207 Manajemen Lingkungan dan telah diadopsi oleh ISO pada tahun 1996. Perusahaan harus memenuhi tiga persyaratan berikut untuk memenuhi ISO 14000:. Perusahaan harus membuat sistem manajemen lingkungan (EMS).
Perusahaan harus menunjukkan kepatuhan dengan undang-undang lingkungan dan peraturan negara di mana ia melakukan bisnis. Perusahaan harus menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan dalam perlindungan lingkungan dan pencegahan polusi.
ISO 14000 set up kriteria sesuai dengan yang perusahaan EMS dapat disertifikasi. EMS adalah satu set prosedur untuk menilai kepatuhan terhadap hukum lingkungan yang berlaku.
Hal ini juga harus mencakup prosedur untuk menilai sendiri prosedur perusahaan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah lingkungan, dan untuk melibatkan perusahaan tenaga kerja dalam komitmen perbaikan kinerja lingkungan. ISO 14001 menggambarkan dua jenis dokumen (pedoman dokumen dan dokumen spesifikasi), dan menetapkan standar yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah perusahaan EMS. Sebagai contoh, EMS harus menyertakan sebuah ringkasan yang akurat tentang hukum dan standar hukum dengan yang perusahaan harus mematuhi.
Berlaku hukum termasuk federal, negara bagian, dan lokal hukum. Standar Berlaku hukum termasuk ketentuan perizinan dan ketentuan persetujuan penilaian administratif atau pengadilan-bersertifikat.
Untuk sertifikasi ISO 14001, EMS harus mencakup lima unsur. Pertama, ia harus menetapkan kebijakan lingkungan. Kedua, ia harus menetapkan tujuan lingkungan dan menetapkan rencana untuk mematuhi persyaratan hukum. Ketiga, harus menyediakan untuk implementasi dan pengoperasian kebijakan termasuk pelatihan personil, komunikasi, dan kontrol dokumen. Keempat, harus mengatur pemantauan dan perangkat pengukuran dan prosedur audit untuk memastikan peningkatan berkelanjutan. Akhirnya, harus menyediakan manajemen review untuk mengambil tempat di terencana, secara teratur.
EMS harus disertifikasi oleh pendaftar yang telah memenuhi syarat dalam ISO 13012, yang merupakan standar yang mendahului seri ISO 14000. Jika sebuah perusahaan memilih untuk tidak menjalani sertifikasi pihak ketiga EMS, mungkin memutuskan untuk menggunakan ISO 14001 sebagai dasar untuk diri-deklarasi. Penting untuk dicatat bahwa ISO 14001 adalah standar hanya dalam seri ISO 14000 yang mengarah ke sertifikasi. Yang lain mendukung 14001 atau memberikan bimbingan saja. ISO 14004 standar hanya memberi nasihat, kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuannya tidak diperlukan. Hal ini meliputi lima prinsip, yang masing-masing sesuai dengan salah satu dari lima bidang ISO 14001 yang tercantum di atas: Pertama: Perusahaan harus menentukan kebijakan lingkungannya dan mengambil langkah untuk memastikan komitmennya terhadap EMS. Kedua: Perusahaan harus mengembangkan rencana tertulis untuk melaksanakan kebijakan lingkungan.
Ketiga: Harus menyediakan mekanisme dukungan untuk menerapkan kebijakan lingkungan. Keempat: Perusahaan harus memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungannya. Kelima: Perusahaan harus meninjau dan merevisi EMS berkala dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan lingkungannya. ISO 14010 memberikan prinsip-prinsip umum audit lingkungan, dan ISO 14011 memberikan pedoman untuk mengaudit EMS.
” ISO 14012 memberikan pedoman untuk menetapkan kualifikasi untuk auditor lingkungan yang disebut “pendaftar.” Daftar Pustaka: id&u=http://www.referenceforbusiness.com/encyclopedia/Int-Jun/ISO-14000.html.
Bedah ISO 9000 14000. 1. TUGAS PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN “ISO 9000 DAN ISO 14000” OLEH: KELOMPOK II 1. SUCI WULANDARI 2. DIAN PARAMITA 3. HASNURETA DOSEN: SLAMET RAHARDJO, Dr. Eng JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak sekarang kegiatan industri yang mencemari kualitas lingkungan. Dengan adanya kegiatan industri tersebut dimungkinkan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Oleh karenanya perusahaan menaruh perhatian yang cukup besar terhadap dampak positif dan negative dari beroperasinya industri ini. Hal ini ditunjukkan dengan telah diberlakukarmya Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 (selanjutnya disingkat SML ISO 14001) di PT Pupuk Kalimantan Timur sejak tahun 1996 sampai saat ini. Pelaksanaan SML ISO 14001 selalu diverifikasi dengan Audit Awal, Audit Sertifikasi, dan Audit Survei oleh pihak Badan Sertifikasi Bureau Veritas Quality International (BVQI) untuk membuktikan bahwa penerapan SML ISO 14001 dilaksanakan sesuai persyaratan yang berlaku. 1.2 Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu ISO 9000 dan 14000; 2.
Untuk mengetahui Sasaran ISO 9000 dan 14000? Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip ISO 9000 dan 14000? Untuk mengetahui Penerapan ISO 9000 dan 14000? Untuk mengetahui Cara Mendapatkan 9000 dan 14000?
Untuk mengetahui Kendala Penerapan 9000 dan 14000? 1.3 Rumusan Masalah 1.
Apa itu ISO 9000 dan 14000? Bagaimana Sasaran ISO 9000 dan 14000? Bagaimana Prinsip-Prinsip ISO 9000 dan 14000? Apa Manfaat Penerapan ISO 9000 dan 14000?
Bagaimana Cara Mendapatkan ISO 9000 dan 14000? Apa Kendala Penerapan ISO 9000 dan 14000?. BAB II ISO 9000 2.1Gambaran Umum ISO 9000:2000 ISO 9001 merupakan system manajemen mutu dan merupakan persyaratan system manajemen yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang paling akhir adalah ISO 9001:2008.
Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas system manajemen mutu. Pendekatan ini mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan berkesinambungan (continual improvement). Persyaratan ISO 9001 yang semula berjumlah 20 elemen, disederhanakan menjadi 4 elemen saja, yaitu: tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, manajemen proses, serta pengukuran dan analisis peningkatan. Model sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 berdasarlan pendekatan proses yang menganut pola Plan (menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan agar hasilnya sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi) Do ( implementasi prosesnya) Check (memantau dan mengukur proses serta produk terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratannya). Act (melakukan tindakan perbaikan kinerja proses secara berkesinambungan) atau disebut dengan pola PDCA, penekanan pada pelanggan, dan peningkatan berkesinambungan (continual improvement).
Selain perubahan – perubahan tersebut, ada satu lagi perubahan yang sangat penting, yakni penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem mutu. Pada ISO 9001:2000 sangat dipengaruhi oleh prinsip – prinsip yang dikenal dengan delapan prinsip sistem manajemen mutu. 2.2Persyaratan Sistem Manajemen Mutu Dalam ISO 9001:2000 Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menggunakan pendekatan proses sebagai pedoman dalam menjalankan kebijakan perusahaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendekatan proses ini disusun dengan menggunakan metode yang dikenal dengan P-D-C-A yang dipakai pada semua proses. Gambar menjelaskan pentingnya peranan pelanggan dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan (input) untuk informasi yang berkaitan dengan harapan pelanggan terhadap organisasi dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Secara garis besar, urutan proses dari persyaratan utama ISO 9001:2000 dapat dijelaskan sebagai berikut (Suardi,2001): a.
Organisasi dalam usahanya untuk memenuhi tujuan memerlukan arahan yang jelas mengenai tujuan organisasi dari pimpinan puncak. Untuk mencapai visi misi, organisasi sangat tergantung pada pelanggannya dan pihak – pihak lain yang berkepentingan seperti karyawan, pemegang saham. Untuk merealisasikan persyaratan dan harapan pelanggan diperlukan komitmen puncak dalam menyediakan sumber daya seperti manusia, peralatan, metode dan keuangan. Dari perencanaan strategis dan sumber daya yang tersedia dapat menghasilkan produk jasa (product realization ) yang sesuai dengan persyaratan dan harapan pelanggan. Produk/jasa yang dihasilkan akan diterima oleh pelanggan. Dalam menjalankan program peningkatan diperlukan adanya arahan dan tersedianya sumber daya oleh pimpinan puncak. Oleh karena itu komitmen pimpinan puncak diperlukan untuk menjalankannya dan proses peningkatan berkesinambungan terus berlanjut (continual improvement) tanpa henti dengan tujuan akhir mendapatkan keuntungan bagi organisasi.
2.2.1 Langkah – langkah Untuk Memperoleh ISO 9001:2000 Sesudah mengetahui gambaran umum dan keuntungan dari sistem manejemen mutu ISO 9001:2000, bagi organisasi yang ingin menerapkannya sekaligus memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dapat mengikuti langkah- langkah berikut ini sebagai acuan dan lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.4, diantaranya:. Harus ada komitmen dari manajemen puncak. Membentuk komite pengarah (Steering Commite) atau coordinator ISO.
Mempelajari persyaratan – persyaratan standart dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review). Identifikasi kebijakan mutu, prosedur – prosedur dan instruksi – instruksi yang dibutuhkan dan dituangkan dalam dokumen – dokumen tertulis. Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan.
Memilih lembaga registrasi yang dapat dilihat pada tabel 2.1. 2.3Implementasi ISO 9001:2000 Dalam Organisasi Seperti yang telah diketahui, bahwa ISO 9001:2000 dibutuhkan oleh organisasi sebagai standar sistem manajemen mutu. Karena itu organisasi berusaha mengimplementasikan ISO 9001:2000 kedalam sistem struktur manajemennya. Dalam sub bab ini akan dijabarkan mengenai tiga hal yang berkaitan dengan implementasi ISO 9001:2000, yaitu: struktur organisasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, delapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000, dan manfaat dari penerapan delapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000.
2.3.1 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terutama harus dilandaskan pada komitmen dari manajemen puncak yang memiliki wewenang dalam menjelaskan sasaran yang ingin diraih oleh perusahaan. Untuk mencapai komitmen dan sasaran tersebut, diperlukan struktur personel yang merencanakan dan mengawasi penerapannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan menunjuk wakil manajemen (MR) yang berfungsi sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dan badan sertifikasi serta memastikan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan dengan semestinya. Selanjutnya dibentuk tim ISO yang berfungsi sebagai tim perancang yang bertugas untuk menentukan tujuan penerapan, menyetujui rencana, mengevaluasi laporan, dan memutuskan perubahan yang diperlukan. Management Representative (MR) 1. Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan yang efektif dan sistem mutu yang didokumentasikan.
Merencanakan dan memantau program audit mutu internal. Mengidentifikasi dan mengelola program – program untuk perbaikan sistem mutu. Menentukan apakah kebijaksanaan dan praktik yang diajukan telah memenuhi persyaratan ISO 9000, apakah sesuai dengan jasa yang ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar dan apakah. ketidaksesuaian telah diperbaiki.
Melaporkan kepada kepala perusahaan status dari penerapan sistem manajemen mutu. Menyusun manual mutu yang disahkan oleh kepala perusahaan. ISO Secretariat 1. Mengontrol dokumen. Memelihara dokumen. Mengkoordinasi jadwal steering comitte meeting.
Memformulasikan/menstandarkan manual, prosedur, form, dan lain – lain. Mengkoordinasi pelaksanaa pelatihan yang berkaitan dengan penerapan ISO 9000.
Memonitor penerapan ISO 9000 dan melaporkannya ke MR. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsultan.
Steering Committee 1. Memberikan pengarahan kepada working group dalam pengembangan sistem mutu yang dibutuhkan pada bagian dan/atau fungsi di bawahnya. Mengkoordinasikan sistem mutu yang akan dikembangkan dengan bagian dan/atau fungsi di bawahnya dengan bagian dan/atau fungsi yang terkait. Bersama dengan wakil manajemen (MR) dan manajemen puncak mengembangkan manual mutu, kebijakan mutu perusahaan, dan sasaran mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Pada tahap implementasi, memberikan masukan dan mengobservasi secara langsung tentang efektivitas sistem mutu yang telah dibangun. Working Group 1.
Merupakan bagian (grup) umtuk menyelesaikan/menerapkan satu atau lebih prosedur/instruksi kerja sesuai dengan penetapan pada waktu steering committee meeting. Menyiapkan prosedur/instruksi kerja untuk masing – masing grup. sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Membantu mengawasi pelaksanaan penerapan prosedur/instruksi kerja di lingkungan/areanya. Memberikan masukan (sehubungan dengan sistem mutu) kepada tim steering committee. 2.3.2 Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Fokus Pelanggan Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi, oleh sebab itu manajemen organisasi harus benar – benar memahami, memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang/saat ini dan akan datang bahkan melebihi harapan/ekspektasi pelanggan.
Kepemimpinan Pemimpin sangat penting dalam menciptakan kesatuan arah dan tujuan organisasi, menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal sehingga personel terlibat secara penuh untuk mencapai tujuan organisasi, 3. Keterlibatan personel Keterlibatan personel secara penuh pada semua tingkatan organisasi sangat penting sehingga kemampuan personel dapat digunakan untuk kepentingan organisasi. Pendekatan proses Pendekatan proses sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan agar lebih efisien. Dengan mengelola aktivitas dan sumber – sumber daya yang berkaitan sebagai suatu proses. Proses merupakan integrasi sekuensial dari personel, material, mesin, dan peralatan, dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan. Pendekatan sistem terhadap manajemen Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan proses – proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan – tujuannya. Peningkatan berkesinambungan Peningkatan berkesinambungan meningkatkan performance organisasi secara keseluruhan dan harus menjadi komitmen perusahaan.
Peningkatan berkesinambungan merupakan suatu proses berkesinambungan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dalam memenuhi kebijakan dan mencapai tujuan organisasi. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta Keputusan yang efektif harus didasarkan analisis data dan informasi yang faktual, sehingga masalah – masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
Keputusan yang diambil harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan. Organisasi dan pemasok – pemasoknya saling tergantung dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. 2.4 Kepuasan Pengguna ISO Dalam menciptakan sistem manajemen mutu yang terbaik, ISO melakukan pengukuran dan analisa data yang diperoleh dari kelompok pengguna sistem manajemen mutu ISO 9000 sehingga dapat dicapai kepuasan pengguna ISO (pelanggan) tersebut. Untuk melakukan pengukuran perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari kepuasan pelanggan dan metode yang digunakan. Menurut Day (dalam Tjiptono dan Diana, 2001:p.102) menyebutkan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kemudian Wilkie (dalam Tjiptono dan Diana, 2001:p.102) menambahkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative.
yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: a. Directly reported satisfaction Pengukuran ini dilakukan melalui pertanyaan yang terbuka dan mengarah langsung kepada kepuasan pelanggan terhadap perusahaan, b. Derived dissatisfaction Pengukuran ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.
Problem analysis Pengukuran ini dilakukan dengan meminta responden untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.
Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan d. Importance-performance analysis Pengukuran ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel mereka yang berjudul “Importance-Performance Analysis” yang dimuat di Journal of Marketing bulan Januari 1977. Dalam teknik ini, responden diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta meranking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut. (Tjiptono,1996, p.149). BAB III ISO 14000 3.1 ISO Seri 14000 ISO 14000 series merupakan seperangkat standard internasional bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya.
Perumusan standard ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standard tersebut.
ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan, a.l. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standard tersebut bersifat sukarela. Standard yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001. ISO terbagi atas dua bidang: 1. Pengelolaan organisasi dan sistem evaluasinya, 2.
Perangkat lingkungan dalam mengevalusi produknya. 3.2 Konsep pelaksanaan ISO Seri 14000 1. ISO 14001 dan 14004: Environmental Management System (EMS), Sistem pengelolaan lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktivitas perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur-prosedur, proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. ISO 14010 – 14012: Petunjuk Audit Lingkungan, Audit EMS adalah proses verifikasi yang sistematis dan terdokumentasi yang secara obyektif menentkan dan mengevalusi bukti audit untuk menentukan apakah suatu sistem pengelolaan lingkungan dari suatu organisasi telah sesuai dengan kriteria audit EMS dan mengkomunikasikan hasildari proses ini kepada. klien. ISO 14020 – 14024: Label Lingkungan, Label lingkungan yaitu klaim yang mengindikasikan atribut lingkungan dari suatu produk atau jasa yang dapat berupa suatu pernyataan, simbol atau grafik pada produk, buletin teknis, iklan, publikasi, dsb.
ISO 14031: Evaluasi Kinerja Lingkungan, Kinerja lingkungan adalah hasil pengelolaan suatu manajemen terhadap aspek lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Evaluasi kinerja lingkungan yaitu proses untuk mengukur, menganalisa, mengkaji, melaporkan, dan mengkomunikasikan kinerja suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen. ISO 14041 -14044: Life Cycle Assessment (Penilaian Daur Hidup) Penilaian daur hidup yaitu prosedur sistematis untuk mengumpulkan dan menguji masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang terkait langsung dalam fungsi sitem produk dan jasa melalui siklus hidup dari produk dan jasa tersebut. 3.2 Penerapan Standard ISO 14000 Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standard ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. Mengikuti standard yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standard ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standard ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standard ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha. 3.4 Manfaat Penerapan Standard ISO 14000 Penerapan standard ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain: 1.
Meningkatkan citra organisasi 2. Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi. 3. Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan 4.
Mengurangi resiko usaha 5. Meningkatkan efisiensi kegiatan 6. Meningkatkan daya saing 7. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan 8.
Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act) 3.5 Keuntungan ISO 140000 a. Keuntungan potensial langsung 1. Reduksi dalam pengunaan sumber daya material 2.
Reduksi dalam penggunaan materi 3. Reduksi pembuangan bahan sisa 4. Reduksi dalam keluhan dan tindak lanjut 5. Menghindari kecelakaan dan tindakan darurat 6. Menghindari iklim / tuntutan 7. Menghindari denda / penalty 8. Menghindari pertanggungjawaban seseorang b.
Keuntungan potensial tidak langsung 1. Meningkatkan citra perusahaan 2. Meningkatkan kemampuan pemasaran 3. Mengembangkan moral karyawan 4. Hubungan yang lebih baik dengan pelanggan / masyarakat Sistem manajemen lingkungan: Suatu system yang dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor untuk mengelola lingkungan dalam proyek mulai dari perencanaa (planning) dan perancangan (design) sampai tim konstruksi meninggalkan lapangan.
Langkah – langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan kontraktor untuk melaksanakan system manajemen lingkungan: 1. Identifikasi isu lingkungan dan kecendrunganya terhadap politik 2. Evaluasi dampak isu 3. Penelitian dan analisa 4.
Pengembangan posisi 5. Implementasi 6. Evaluasi.
3.6 Ukuran Keberhasilan dalam Penerapan ISO-14001 Keberhasilan dalam penerapan ISO-14001 diukur dari 2 parameter dasar: Kesesuaian sistem manajemen dengan persyaratan ISO-14001 (yang berarti keberhasilan memperoleh sertifikat ISO-14001) dan meningkatnya kemampuan organisasi dalam melakukan pengendalian terhadap berbagai aktifitas yang mempunyai dampak terhadap lingkungan. 3.7 Peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam penerapan ISO 14000 di Indonesia Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia, KLH menyadari potensi penerapan standard ISO 14000 bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh karena itu, KLH mendorong dan memfasilitasi penerapan standard ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standard ISO 14000 di Indonesia.
Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka KLH mengharapkan agar peran motor penggerak penerapan standard ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standard ISO 14000 yang dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman. Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standard ISO 14000 tersebut, KLH pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standardisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas penerapan SML, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak. 3.8 Kedudukan dan Kaitan ISO 14000 dengan peraturan perundang- undangan lingkungan hidup Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000 diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan pengelolaan lingkungan oleh organisasi pelaksana kegiatan/usaha. KLH senantiasa membuka dialog dengan berbagai pihak berkepentingan, khususnya para praktisi yang terlibat langsung dalam penerapan standard ISO 14000, untuk meningkatkan sinergi dari penerapan standard ISO 14000 dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.